Kisah Nabi Adam dan Hawa
Menurut Islam, Yahudi dan Kristen
Penulis : Muh Hamsah
Web : www.muhhamsah.blogspot.com
Kisah Nabi Adam AS dan Hawa –
Menurut Agama Samawi Adam beserta istrinya Hawa dipercaya sebagai manusia
pertama di muka bumi ini. Dalam kisah Nabi Adam dan siti Hawa yang sering kita
dengar yaitu bahwa nabi Adam dan Hawa dahulu hidup di surga. Namun karena
keduanya melanggar larangan Allah “Memetik/memakan buah huldi” maka akhirnya
mereka di usir dari surga dan diturunkan ke bumi. Dalam kisah tersebut
diceritakan bahwa Nabi adam memetik buah huldi sebanyak 3 buah, yang 2 buah
untuk Hawa dan sisanya buat Nabi adam sendiri. Setelah dimakan, lalu malaikat
datang, menyumbat agar buah tersebut tidak masuk ke dalam perut Adam dan Hawa,
yang kemudian buah tersebut mengganjal, kalau milik Siti Hawa/wanita didada
yang disebut PD (buah dada), dan milik Nabi Adam/pria ada dileher yang disebut
jakun. Itulah kisah singkat nabi adam yang sudah melekat di masyarakat. Lalu
bagaimanakah kisah nabi adam secara Lengkap menurut islam, Kristen dan Yahudi
maupun agama lain? Silakan simak saja kisahnya, karena rincian kisah mengenai
Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama samawi
DAFTAR ISI
KISAH NABI ADAM AS DAN SITI HAWA
LENGKAP
A. Nabi Adam menurut Islam
Wujud Nabi Adam
Makhluk Sebelum Nabi Adam
Penciptaan Nabi Adam
Kesombongan Iblis
Pengetahuan Adam
Adam Menghuni Surga
Tipu Daya Azazil
Adam dan Hawa Turun ke Bumi
B. Nabi Adam Menurut Yahudi dan
Kristen
C. Nabi Manurut Baha’i
Refferensi
A. KISAH NABI ADAM MENURUT ISLAM [
kembali ke daftar isi ]
1. Wujud Nabi Adam [ kembali ke
daftar isi ]
Menurut hadits Muhammad yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60
hasta (kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam
riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.
Menurut ajaran Islam, Adam adalah
manusia sempurna, berjalan tegak dengan kedua kakinya, berpakaian yang menutup
aurat, berbahasa fasih dengan jutaan kosa kata. Dia adalah seorang nabi yang
menerima wahyu dari Allah serta syariat khusus untuk manusia saat itu. Sosok
Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan
makhluk purba. Ia adalah makhluk penghuni surga yang penuh peradaban maju.
Turun ke muka bumi bisa dikatakan sebagai Manusia dari sebuah peradaban yang
jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas, oleh karena itulah Allah menunjuknya
sebagai `khalifah` (Pemimpin) di muka bumi dan ia dikatakan jenis makhluk
terbaru di muka bumi yang sebelumnya belum pernah ada.
Dalam gambarannya ia adalah makhluk
yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang
sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk
yang terbaik (diCiptakan Allah sebagai Mahkluk yang paling Sempurna). Sesuai
dengan Surah Al Israa’ 70, yang berbunyi:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa’ 17:70)
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang
berbunyi:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4)
Menurut riwayat di dalam Al-Qur’an,
ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat
bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya
itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk
yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba-nya
Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk
purba berpakaian seadanya (tentu teori ketauhidan /keimanan sangat jauh berbeda
dengan teori evolusi). Ajaran Islam meletakkannya dalam Rukun Iman.
2. Makhluk Sebelum Nabi Adam [
kembali ke daftar isi ]
Menurut syariat Islam, manusia tidak
diciptakan dibumi, tapi yang diturunkan dimuka bumi sebagai Manusia dan
diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pengganti /penerus) di muka bumi
atau sebagai Makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti,
dengan kata lain adalah Adam ‘bukanlah Makhluk Pertama’ dibumi, tetapi ia
adalah ‘Manusia Pertama’ dalam ajaran Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan
untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat
kerusakan dan menumpahkan darah dibumi, itu yang menjadi kegusaran para
Malaikat.
Sebelum kehadiran manusia telah
banyak umat yang terdiri dari Malaikat, Jin, Hewan, Tumbuhan dan sebagainya,
karena dalam Al-Qur’an ciptaan Allah disebut juga dengan kata Ummat. Sesuai
dengan salah satu surah Al An’aam 32, yang berbunyi:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di
bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan ummat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An’aam 6:32)
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak
mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud
oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil
yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti
manusia, tetapi memiliki karakteristik yang sangat primitif dan tidak
berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari
manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena
tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini
kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai contoh Pithecanthropus
Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki
volume otak diatas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu
bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok
makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia
pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Penafsir Al-Qur’an dan Hadits
Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan
tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam)
dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)
Mengenai penciptaan Adam sebagai
khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”.
Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah
Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat
bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa
bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)
Nama makhluk yang diungkapkan para
ahli arkeologi diatas kemudian dikaitkan pada pendapat para ahli mufassirin.
Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
mengatakan: “Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan
yang suka berbuat kerusuhan.”
Menurut salah seorang perawi hadits
yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin
di muka bumi adalah dari golongan jin. Ada juga yang mengatakan bahwa telah ada
3 ummat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan
kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini
berdarah dan berdaging.
3. Penciptaan Nabi Adam [ kembali ke
daftar isi ]
Setelah Allah SWT. menciptakan bumi,
langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang
nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat
tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya untuk
menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang
terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para
malaikat kepada Allah:
Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
(Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Allah kemudian berfirman untuk
menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah
dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dibentuk sedemikian
rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya
sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam
a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan
ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah.
Adam diturunkan dibumi bukan karena
mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah
menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan
(Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama. Adam
merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang
dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak
cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang
taat dan ada pula yang membangkang.
4. Kesombongan Iblis [ kembali ke
daftar isi ]
Saat semua makhluk penghuni surga
bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Azazil (bangsa Jin) yang
membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih
mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan
merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan
lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk
bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.
Disebabkan oleh kesombongannya
itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari surga dan
mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang
akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak, kemudian ia dinamakan Iblis.
Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.
Azazil dengan sombong menerima
hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal
hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima
kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan
menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk
anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh
jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan
sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
5. Pengetahuan Adam [ kembali ke
daftar isi ]
Allah hendak menghilangkan pandangan
miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran
hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada
Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta yang kemudian diperagakan di
hadapan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk
menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui
ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
Adam lalu diperintahkan oleh Allah
untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah
diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang
mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak
maupun tidak nampak.
6. Adam Menghuni Surga [ kembali ke
daftar isi ]
Adam diberi tempat oleh Allah di
surga dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan
rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut
cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam
sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa
sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
Hai Adam, diamilah oleh kamu dan
isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di
mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)
7. Tipu Daya Azazil [ kembali ke
daftar isi ]
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan
saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya, Azazil mulai
merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga
yang tenteram dan damai (pada hakikatnya tak satu mahkluk pun yang mengetahui
apa salah satu RAHASIA terbesar ALLAH hingga Azazil menjalankan skenarionya
kepada Nabi Adam as dan Hawa???, sebab Allah pun tidak melarang Azazil melakukan
penyesatan itu!. sungguh Allah Maha Benar dan Maha Mengetahui.
Bujuk rayunya dimulai saat ia
menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi
nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan
kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia
membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan buah
dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat
apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa
sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang
tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan
mereka ke bumi. Allah berfirman:
Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)
Mendengar firman Allah tersebut,
sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga
mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu bertaubat kepada Allah dan Setelah
taubat mereka diterima, Allah berfirman:
Turunlah kamu dari syurga itu!
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.
Jadi sesungguhnya, Allah lah pemilik
skenario melalui PenciptaanNya atas segala sesuatu di Alam Semesta ini! maka
bukan karena dosa Nabi Adam as dan Hawa diturunkan dimuka Bumi, sebab Allah
telah mengampuni mereka. Nabi Adam as dan Hawa berdosa lalu dimaafkan Allah
adalah iktibar bahwa kelak anak cucu Adam as, bila berdosa kepada Allah dan
dosanya termasuk dosa besar lalu benar-benar bertaubat taubat nasuha
sebagaimana Nabi Adam as, diterima Allah taubatnya.
8. Adam dan Hawa Turun ke bumi [
kembali ke daftar isi ]
Adam dan Hawa kemudian turun dari
Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan
keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan
beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam
bentuknya.
Menurut kisah Adam diturunkan di
Safa (Srilanka) dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa. Mereka
akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah
bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah
daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.[4] Di tempat ini ditemukan
jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.
Di bumi pasangan Adam dan Hawa
bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan
kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah
keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya
secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima
jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada
Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang
kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil
mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya,
sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya.
Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan
pilihannya.
B. KISAH NABI ADAM MENURUT YAHUDI
DAN KRISTEN [ kembali ke daftar isi ]
Kisah tentang Adam terdapat dalam
Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung
pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan
dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan
Kitab Henokh.
Menurut kisah di atas, Adam
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Adam kemudian ditempatkan di dalam
Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon,
Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak saat ini). Ia kemudian diperintahkan
oleh-Nya untuk menamai semua binatang. Allah juga menciptakan makhluk penolong,
yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di
Taman Eden dan berjalan bersama Allah, tetapi akhirnya mereka diusir dari taman
itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Setelah diusir dari taman itu, Adam
harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang
anak yang disebut dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set (Shiyth), dan
yang lainnya. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa,
yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Baik
Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang
lain, tetapi nama mereka tidak disebutkan.
Menurut silsilah Kitab Kejadian,
Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu,
perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Agung Ussher, memberikan kesan bahwa
Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran Nuh, sembilan generasi
setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya
selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada saat bangsa
Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Kanaan.
Menurut legenda, setelah diusir dari
Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung
yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.
C. KISAH NABI ADAM MENURUT BAHA’I [
kembali ke daftar isi ]
Menurut pandangan Baha’i, Adam
adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah. Penganut Baha’i meyakini
bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan
berpuncak pada Nabi Muhammad.
No comments:
Post a Comment