My Blog List

Thursday, March 16, 2017

HUJAN...SAMPAIKAN CINTAKU PADANYA!



HUJAN...SAMPAIKAN CINTAKU PADANYA!

Langit disore hari kali ini tampak berwarna abu-abu tua. Angin menyampaikan kabar, bahwa sebentar lagi akan ada air jatuh dari langit. Benar saja, tak lama kemudian,tetes demi tetes dan kini semakin deras air hujan turun membasahi bumi.Dalam sekejap,tanah mampu mengeluarkan baunya yang khas. Begitupun dengan para tanaman. Tak ketinggalan juga dingin dengan kejamnya menusuk tulang-tulang setiap makhluk hidup. Terutama bagi gadis berumur 16 tahun yang bernama Fingka atau yang akrab dipanggil Inka,yang kini sedang berada di sebuah tempat yang cukup luas.Disana terdapat dua buah Ring basket yang terletak secara berhadapan, dengan jarak ring yang satu dan yang lainnya sekitar  8 Meter.Inka dengan lihainya memainkan bola berwarna orange dengan garis-garis hitam yang mengelilingi bola itu.Rambutnya yang pendek sebahu ia ikat menyerupai ekor kuda dengan ikat rambut berwarna hitam.Bajunya yang berlengan pendek sampai sikut serta celana pendek selutut dan memakai sepatu warrior berwarna hitam putih telah basah oleh keringat bercampur air hujan. Ia bermain dengan perasaan campur aduk.Rasa kesal, kecewa, marah, sedih, semuanya ada. Dan ia hanya bisa mengekspresikannya dengan bermain basket.Ia berlari mendekati Ring dan melemparkan bolanya kedalam ring itu berkali-kali.Untuk kesekian kalinya ketika ia marah, ia melempar bolanya kesembarang arah. Dan kini, tanpa ia ketahui bola tersebut mengenai kepala seorang cowok bertubuh tinggi sedikit dari Inka, berkulit putih dengan gaya rambut seperti Justin Bieber (waktu ia masih remaja) dan masih mengenakan seragam putih abu-abu, yang sedang berjalan di koridor dekat lapangan itu.

“Aaaww....Aduh. Siapa sih yang ngelempar bola ini? Ga mikir apa, kalau kena kepala itu bisa sampai geger otak.” Rutuk cowok itu, dan mencari-cari si pemilik bola.Sedangkan sang pemilik hanya bisa terduduk lemas ditengah lapang.Pasrah tubuhnya disiram oleh air hujan.Sambil menangis ia memukul-mukul alas duduknya, yaitu lapangan yang telah basah.Suara air hujan menutupi suara tangisnya.

Cowo itu masih mencari-cari siapa pemilik bola yang dengan kejamnya mengenai kepalanya. Pandangannyapun tertuju pada sosok gadis di tengah lapang.Ia mendekati gadis itu,dan melemparkan bolanya kedepan gadis itu.Bola menggelinding kehadapan gadis itu.Gadis itupun menengadahkan kepalanya untuk melihatsiapa yang telah melemparkan bolanya itu.

DEGG...!!!

Keduanya kaget dan salin tatap...

“Inka?!” Ucap cowok itu setengah percaya, setengah tidak.
“Very?!” balas Inka.
“Ngapain Loe disini?” Keduanya melontarkan pertanyaan yang sama secara bersamaan.
“Ngapain si,loe disini? ga ada kerjaan banget tau ga! Hujan-hujanan ditengah lapang. Kayak anak kecil tau ga!”Omel Very.
“apaan sih loe?! Sewot banget. Suka-suka gue. Peduli apa loe sama gue?! Minggir!!” Usir Inka dan ia mengambil bolanya, lalu kembali bermain basket.
“Loe tu emang rese ya. Di tanya baik-baik malah songong.”

Inka tidak menghiraukan ucapan atau lebih tepatnya berteriak.Karena suara hujan cukup berisik dan membuat suara orang berbicara di tengah-tengahnya akan menjadi kecil.Ia terus mendrible bolanya dan untuk kesekian kalinya memasukkannya kedalam ring.

“Woy Inka! Gue itu lagi ngomong sama loe!”

Sejenak,Inka menoleh dan kembali bermain. Very yang sudah terlanjur kesal, merebut bola dari Inka dan melemparnya ke taman sekolah yang tak jauh dari lapangan.

“Apaan sih loe?Ganggu aja. Dateng-dateng bikin masalah.Balikin bola gue!!”
“Ga!”
“Balikin!!”
“Enggak!!”
“Very,Lo itu rese banget ya!!”
“Loe yang rese. Ngelempar bola sembarangan. Sakit nih Kepala gue!”
“Oooh...terus gue harus bilang WOW gitu? WOW!!”
“Iiiish...lo tuh ya.Sumpah rese!”
“Bodo amat.”

Lalu Inka pergi mengambil bolanya dan beranjak mengambil tasnya yang setia berada di bangku taman di samping lapangan.Dan berlalu dari hadapan Very.

“Wooy!!!Inka !!” Very terus berteriak memanggil nama Inka. Namun,Inka tak sedikitpun menoleh dan terus berjalan meninggalkan lapangan dan keluar dari gerbang sekolah.
“Aaargh!!!...Rese banget sih...Ga tau apa kalau gue lagi kesel. Malah dateng terus nambah-nambah gue kesel.” Inka menggerutu di tengah derasnya air hujan sambil menendang-nendang kerikil yang ada dijalanan.Tiba-tiba....

DARRR!!!! geledek membalas gerutuan Inka.Inka pun terlonjak,kaget.

“Ini lagi.Sama aja.Bikin gue kesel tahu ga!! Ngagetin aja.”Sambil berkacak pinggang dan menunjuk-nunjuk langit.

Hujan...Sampaikan Cintaku Padanya! Karya Rifa KhaeraniAdd caption

Inka semakin kesal dengan semua kejadian yang ia alami hari ini. Inka masih belum sembuh dari insiden tadi pagi.Hatinya serasa di tusuk-tusuk, terus dikasih garam.Periiiih banget.Bayangin aja kalau orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain.Beuh...nyesek banget.Kalau kata lagunya Cita Citata 'Sakitnya tuh disini' (sambil nunjuk ke hati). Lagi ngomel-ngomel sama langit, Inka akhirnya sadar. Kok ga ada air hujan lagi yang basahin gue???....Oooooh ternyata ada yang mayungin Inka.

"Tata....ngapain lo disini?"
"Gue tadi habis jalan sama Ryan. Eeeh ada Inka disini, lagi hujan-hujanan. Ya udah Tata payungin. Biar Inka ga sakit." Tata senyum manis banget ke Inkka. Tapi, dibalas Inka dengan tatapan sinis.
"Ga usah sok perhatian deh lo Sana pergi. Gue mau sendiri." Inka ngusir Tata.
"Inka ngusir Tata?"
"Iya lah...menurut lo??"
"Tapi kan Tata niatnya baik,mau nolongin Inka."
"Pergi lo sana!!" Inka jerit-jerit di tengah derasnya hujan.
"Eh ada apaan nih?...Busset...Inka.Lo ngapain hujan-hujanan gitu???Gak jelas banget lo." Ryan tiba-tiba nongol dari belakang Tata sambil bawa 2 plastik bandrek hangat.
"Eh Ta..nih bandreknya.Minum ya,biar badannya hangat."
"Makasih Ryan." Tata senyum maniiiis banget.

Inka makin panas dan kesel.WOY...gue juga kedinginan Ryan.Kenapa loe ga nawarin gue???

"Lo mau Ka???Nih" Sambil menyodorkan minumannya. Namun, ketika Inka mau ngambil, eeeeh minumannya di tarik lagi.
"Beli sonoh! :p "
"hahahaha...ih Ryan. Kasian Inkanya. Nih Inka,minum punya aku aja."
"Ga usah sok baik deh kalian. Kalian tuh ga ngerti sama apa yang gue rasain sekarang. Gue benci sama lo berdua." Inka berlari meninggalkan mereka berdua.Hujan masih deras.Dan badan Inka udah basah banget....banget....banget.Ryan bingung.Mau di kejar atau diem.Tapi hati kecilnya teriak-teriak supaya Ryan ngikutin Inka.Akhirnya,Ryan ngejar Inka dan meninggalkan Tata yang bengong bego.

Inka terus lari sampai akhirnya ia tiba di rumah pohon kesayangannya.Ia nangis lagi disana.

"Gue bego!!! Kenapa gue mesti suka sama orang yang jelas-jelas mencintai orang lain. Kenapa juga dia ga ngertiin gue??Gue sahabatnya dari kecil. Harus gimanalagi gue nunjukin sikap bahwa gue cinta sama dia.Kenapa juga dia harus dateng lagi di kehidupan gue,ketika dia yang gue cinta mulai deket sama gue...Kenapa Ta???Kenapa lo harus dateng?"

Bayangan tadi pagi,waktu Tata dateng kesekolah dan Ryan yang jingkrak-jingkrak saking girangnya, ketemu sama sahabat kecil mereka (lebih tepatnya saingan buat Inka) yang sudah lama pergi ke Perancis.Dan kini kembali ke Indonesia.Inka yang cengo dan ga percaya,Tata balik ke Indonesia malah jadi obat nyamuk disana.di cuekin habis-habisan sama mereka.

"Tuhaaaan...gue harus gimana??Gue cape mendem ini terus. Sampai kapan tuhan??Sampaikapan??"Inka masih nangis sesenggukan.
"Hujan..sampaikan pada Ryan..."Suaranya pelan ketika menyebut nama Ryan.
"GUE CINTA SAMA LOE!!!"Teriaknya di tengah hujan deras.
"Inka...loe kenapa?"Tiba-tiba Very datang dan bertanya.
"Lo ga boleh nangis"
"Gue ga nangis kok. Ini cuman air hujan"
"Bohong..."Ujarnya dan mengusap lembut pipi Inka. Ryan yang berada tak jauh dari sana, menyaksikan itu semua.Hatinya sakit dan pilu.Ia menyender di batanga pohon dan terduduk lemas.

Mulai saat itu,Ryan ga pernah nyapa lagi Inka. Apalagi ngobrol. Apalagi main basket bareng lagi. Ryan lebih asik sama Tata terus..Sampai 2 bulan kemudian, Inka hilang tanpa kabar.Ryan ga tau Inka kemana.Sampai akhirnya ia ketemu sama Very."Yan...Lo bego Yan." Tiba-tiba Very menonjok perut Ryan."eh lo apa-apaan sih??"

"Yan,asal lo tau. Inka lagi koma di rumah sakit. Inka tuh cinta sama lo dari kecil Yan.Tapi apa?Lo malah memilih Tata yang manjanya super. Inka masuk rumah sakit gara-gara Makanan Inka waktu di kantin di kasih sambel banyak banget sama si Tata.Padahal dia tau,kalau Inka ga boleh makan pedes gara-gara dia punyapenyakit asam lambung.Dan sekarang penyakitnya udah kronis banget.Dan Loe masih asik-asikan,ketawa ketiwi sama si Tata.Bego lo Yan.Sahabat macam apa loe itu Yan??"

Ryan terduduk lemas dan menangis.

Tiba-tiba dering telepon masuk dari Hpnya Very bunyi (Song_Maddi Jane Impossible)

"Halo...Iya...serius Bu??...Innalillahi...Ya Allah..."Very lemas seketika.Hpnya jatuh.
"Kenapa Ver?"
"Inka...Meninggal Yan."
"Apa??? Serius lo???"

Acara pemakaman selesai...Dita, sepupu Inka memberikan secarik kertas kepada Ryan,sambil nangis sesenggukan.

"Ada surat dari Ka Inka. Ini Dita temuin di balik foto ka Ian sama ka Inka. Baca ka..."Pintanya. Dan akupun membacanya.

Hujan adalah curahan airmata para dewi yang sedang menangis...

Bagiku, hujan menyimpan banyak kenangan tentang kita. Kita yang sering hujan-hujanan sambil main basket di lapangan sekolah, malem-malem yang kalau minta ijin sama pak Joko satpan kita,Susaaaah banget.Yang masih membekas jelas dalam bayanganku,ketika kita berada di pinggir sungai,kamu menyanyikan sebuah lagu yang sangat romantis dan merdu.Hujan yang mecurahkan banyak kenangan indah bersamamu kawan...Hingga tiba saatnya kamu bertemu dengan Tata yang memang lebih cantik daripada aku.Kamu yang lebih semangat ketika bertemu dengannya. Kamu yang sedikit down ketika Tata pergi ke Prancis. Dan ketika ia kembali, aku kau asingkan. Yan. Asal kamu tahu, aku mencintaimu sejak kita kecil.Aku sakit ketika kamu mencintai Tata.Aku pendam rasa ini..menunggu sampai kamu tahu.Tapi,kamu ga pernah mau tahu..Aku selalu menerima apapun yang kamu lakukan kepadaku.Kamu permainkan aku, aku terima. Kamu cuek sama ku, aku terima. Kamu bikin aku cemburu, aku terima. Selalu di jadiin obat nyamuk kalau lagi berduaan sama Tata..Tak ada kata yang bisa kuu
capkan lagi. Aku lelah menghadapi semua ini .Salam kawan.

No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system