CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN
Cinta membuatku rapuh, lemah, dan
terjebak di dalam kebingunganku sendiri. Kawan inilah kisahku bersamanya.
Saat itu aku duduk di bangku SMP dan
aku kelas VIII. Oh.. yah nama aku chaca dan umurku 14 tahun.
Pada saat itu aku membencinya karena
sikapnya yang super jutek dan menyebalkan membuatku kesal. Dan lebih
menyebalkannya lagi dia selalu satu kelas denganku.
Akan tetapi setelah aku dekat
dengannya ternyata dia orangnya perhatian dan lembut kepada perempuan. Nama
cowo ini adalah Vian. Setelah ku tahu sifat aslinya aku berharap dan ingin
menjadi kekasih hatinya.
Setiap kali aku melihatnya pasti
hatiku berbunga-bunga, aku bertanya-tanya “Apakah ini yang dinamakan cinta?”.
Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan - Cerpen
Cinta Remaja
Setelah ku mengetahui dia sudah
memiliki pacar hatiku terasa sakit seperti disayat-sayat dan ku tak mampuh
menahan air mataku. Setiap hari aku menangis bersedih hati karena dia. Entah
mengapa setiap aku ingin melupakannya hatiku terasa sakit sekali sehingga aku
hanya bisa menangis.
Meski begitu aku masih
mengharapkannya kata-kata itu keluar dari lubuk hatiku yang teramamat dalam.
Ketika itu aku melihatnya bergandengan tangan dengan pacarnya hatiku terasa
sakit sekali akupun lari sambil menangis. Salsa sahabatku mengejarku dan
bertanya “Kamu kenapa cha kok nangis?” Chaca sudah tidak mampu menyimpan
persaanya dan dia pun bercerita tentang semua perasaannya ke Vian kepada Salsa
sahabatnya.
Di pagi hari aku berangkat ke
sekolah dan tiba-tiba Vian memanggilku dan mengajakku untuk bareng. Entah
mengapa aku merasa nyaman sekali berada didekatnya. Setelah masuk ke kelas
semuanya terlihat sedih. Kami bingung dan Vian bertanya kepada Salsa “Sa, ini
ada apa?” Salsa menjawab pertanyaan itu sambil menangis “Pacar kamu.... pacar
kamu mengalami kecelakaan tadi malam dan sekarang meninggal. ” Vian Kaget
sekali mendengar berita itu dan tak kuasa menahan air matanya.
Pada saat itu persaanku campur aduk
ada senang dan sedihnya, senang karena Vian pasti akan membuka hatinya dan
sedih karena kehilangan salah satu orang teman. Keesokan harinya Vian yang
biasanya ceria tapi juteknya minta ampun hari ini terlihat murung dan bersedih
hati karena ditinggal pergi tuk selamanya oleh kekasih yang dicintainya. Aku menghapirinya
dan berniat ingin menghiburnya “Hey... udah jangan berlarut dalam kesedihan
biarkan dia bahagia di Surga. Kalau kamu sedih diapun tidak akan tenang di alam
sana.” Vian pun mulai tersenyum lagi dan menatap mataku dalam-dalam hal itu
membuatku salting.
Vian mulai ceria lagi dan aku mulai
mendekati Vian dan bertanya “Apakah kamu... akan membuka hatimu untuk orang
lain?” vian menjawab “Memang aku akan membuka hatiku untuk orang lain tapi
bukan sekarang-sekarangan lihat saja nanti.”. “ Vian sebenrnya kamu anggap aku
itu sebagai apanya kamu?” tanyaku “Aku menganggap kamu sebagai sahabat terbaiku
dan nggak lebih.” Saut Vian ”Aku ithu sebenarnya suka sama kamu dari dulu tapi
kenapa kau tak hiraukan aku??” tanyaku sambil berlinang air mata “Kamu dengerin
aku itu anggap kamu sebagai sahabat terbaik dan nggak lebih dari itu aku tidak
mencintaimu lebih baik kita bersahabat saja. ” jawab Vian. Aku langsung pergi
dan lari sambil berlinangan air mata karena hatiku terasa seperti
disayat-sayat.
Ketika aku berlari aku menabrak
Salsa. Salsa bertanya ”Kamu kenapa? ” jawabku sambil menangis “ Tadi aku
nyatain perasaan aku ke Vian dan dia menolaku dia menganggapku hanya sebagai
sahabat terbaiknya saja dan nggak lebih dan dia tidak mencintaiku aku merasa
sakit sakit sekali. ”
Hari ini Salsa ulang tahun dan
mengadakan pesta aku dan Vian diundang di acara ultahnya. Acara potong kuepun
dimulai Salsa memberikan potongan kue pertama bukan kepdaku akan tetapi kepada
Vian. Hal itu membuatku cemburu dan bertanya-tanya kenapa Salsa memberikan
potongan kue pertamanya kepada Vian?
Vian memegang erat tangan Salsa dan
menatap mata Salsa dalam-dalam dan menembaknya dengan setangkai bunga. Dan
akhirnya merekapun jadian sebenarnya hatiku pedih pedih sekali akan tetapi aku
juga seneng bisa melihat orang yang aku cinta dan sahabat terbaiku bahagia. Aku
berpura-pura bahagia memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua padahal
didalam hatiku yang paling dalam terasa sakit dan pedih.
Kini aku sadar bahwa cintaku itu
bertepuk sebelah tangan. Meski mereka membuat aku sakit hati tapi aku balas
dengan senyuman. Inilah akhir dari kisah cintaku kepada Vian.
No comments:
Post a Comment