Sedih Tapi Romantis
Mencintai dan dicintai adalah satu hal yang alami, semua manusia akan berbahagia saat cinta menghampiri. Saat dua jiwa berada pada jalan cinta yang sama, pencapaian berupa pernikahan adalah gerbang cinta sekaligus bentuk syukur kepada-Nya. Namun, jalan itu tak selalu lurus. Kadang dia bergelombang, kadang dia berliku, kadang dia.. buntu.
Begitulah yang terjadi pada kisah cinta salah satu sahabat
Vemale dengan inisial S.
"Awal mula aku kenal dengan dia, sebut saja A ketika
aku kuliah. Kita di Unit Kegiatan Mahasiswa yang sama. Saat awal kenal, aku
tidak pernah sedikit pun tertarik padanya karena aku sudah punya pacar,"
ujar S mengawali cerita saat dijumpai oleh kru Vemale.com.
Namun, berjalannya waktu membuat hubungan S kandas dengan
pacarnya terdahulu. Setelah tidak menjalani hubungan apapun, A mulai mendekati
S. Dimulai dari hunting bareng untuk keperluan foto, sebab A adalah seorang
fotografer. Setelah cukup kenal, baru diketahui bahwa A adalah senior S dan
usianya terpaut jauh, 10 tahun. Perbedaan yang cukup jauh, namun dalam cinta,
kadang usia hanyalah sebentuk angka. Dengan kemantapan hati, S dan A mulai
menjalin kasih.
"Aku pikir, dia adalah pria dewasa yang bisa
membimbingku kelak," ujar S saat mengenang kembali masa yang telah lalu.
Setahun sudah hubungan mereka, begitu indah, serasa dunia
milik berdua. Perbedaan umur tidak dirasakan dan tidak menjadi masalah, sebab
keduanya saling mencintai. Bahkan, mereka memutuskan untuk segera menikah,
sebab usia A sudah memasuki usia pernikahan.
Awal hubungan yang indah itu mulai luntur.. Dua tahun masa
pacaran, mulai timbul masalah-masalah kecil. Mulai dari A yang terlalu menuntut
S untuk bisa mengurus rumah tangga, padahal di masa itu, S masih dalam masa
ingin bermain bersama teman-temannya dan mandiri.
Itu baru satu masalah kecil. Masalah terbesar antara S dan A
adalah perbedaan suku dua keluarga. A berasal dari suku Jawa, sedangkan S
berasal dari suku Sunda. Perbedaan suku di masa kini seharusnya tidak menjadi
sebuah penghalang, terlebih di masa sekarang. Namun keluarga masih percaya
mitos yang mengatakan bahwa dua suku tersebut tidak akan bisa disatukan, sebab
di masa lalu, ada Perang Babat yang membuat suku Sunda tidak lagi percaya
dengan suku Jawa.
Mungkin pembaca mengira hal ini hanya mengada-ngada. Masa di
zaman seperti ini masih ada saja pemikiran seperti itu? Namun S meyakini bahwa
mitos itu barangkali benar sebab hubungannya dengan A kandas. A memutuskan
hubungan dengan alasan dia tidak boleh berpacaran dengan seseorang dari suku
Sunda.
"Coba bayangkan bagaimana perasaan ku? Ah, kalian semua
pasti mengerti. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri, 'Mengapa hal ini
terjadi? Mengapa dia tidak putuskan saja aku dari dulu jika alasannya seperti
ini? Kenapa baru sekarang saat kami sudah merencanakan untuk menikah?"
ujar S yang membongkar kenangan pahit itu.
Banyak pertanyaan muncul di kepala S. Sudah pasti, hatinya
hancur, pikirannya runyam, bahkan S berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Mungkin
terdengar mengada-ada, namun S benar-benar larut dalam kesedihan. Namun di
antara kepingan hati itu, S sadar dia harus tegar dan kuat. Perlahan, S mulai
menata kembali hatinya. Dia mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang dulu tak
bisa dia lakukan karena sibuk pacaran. Bisa dikatakan, ini adalah berkah, sebab
S jadi lebih punya banyak waktu berkualitas.
"Aku lebih sering bertemu teman dan memiliki waktu yang
banyak untuk keluarga tanpa harus memikirkan seseorang seperti pacar. Aku
serius mengerjakan skripsi hingga lulus. Aku benar-benar menyibukkan diri dan
tak ada satu detik pun memikirkan dirinya lagi. Walau berat, aku selalu
bersyukur karena pernah dipertemukan dengan dirinya dan memberikan pengalaman
berharga karena tak direstui akibat perbedaan suku," ungkap S dengan
senyum mengembang di bibir.
Sebuah kisah yang mungkin terjadi juga pada pembaca
Vemale.com yang lain. Saat cinta terhalang sesuatu, yakinlah bahwa itu bukan
kebetulan. Tuhan tidak pernah jahat memberi sebuah pelajaran hidup untuk
umat-Nya. Jika memang harus berpisah, bisa jadi itu adalah jawaban dari doamu
(atau doa ibumu) yang dikabulkan oleh Tuhan. Bukankah mayoritas perempuan
sering membisikkan doa agar dipersatukan dengan jodoh terbaik?
Yakinlah, apa yang telah lepas dari genggaman tanganmu,
Tuhan akan menggantinya, dengan yang lebih baik.
Semoga kisah ini menjadi penguat hati. Terutama untuk kamu,
yang memiliki kisah serupa.
No comments:
Post a Comment