Kisah
cinta Roni
Penulis
: muh hamsah
Web
: muhhamsah.blogspot.com
Karena Hanya Melihatmu Tersenyum
Saja, Itu Sudah Cukup..
Oke
ada cerita baru lagi nih yaitu Karena Hanya Melihatmu Tersenyum Saja, Itu Sudah
Cukup.. - Cerpen Cinta Remaja yang berkategorikan » Cerpen » Cerpen Cinta »
Cerpen Remaja Semua cerita mempunyai makna dan arti masing masing, biasanya
cerita diambil dari pengalaman hidup ataupun fiksi belaka, tetapi yang namanya
cerita pastilah menarik untuk di simak.
Cerita
Juga menggambarkan suasana hati seseorang biarpun sedang galau ataupun sedang
senang, nah cerita kali ini berjudul Karena Hanya Melihatmu Tersenyum Saja, Itu
Sudah Cukup.. - Cerpen Cinta Remaja , kira kira sipenulis sedang galau atau
sedang senang ya? hehehe pasti pembaca bisa menilai deh cerita ini sedih atau
senang.
Baiklah
mari kita simak cerita yang menarik berikut ini yaitu:
KARENA HANYA MELIHATMU
TERSENYUM SAJA, ITU SUDAH CUKUP
Cinta,
apakah kau yakin dengan cinta? Apakah cinta yang kamu rasakan saat ini adalah
cinta yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan terus menjadi cintamu untuk
selamanya?
Apakah
cinta tak pernah membuatmu terjatuh? Jika ia...
"brak!!"
suara tabrakan yang membuat langkahku terhenti. "aduh.. Maaf, maaf, aku
nggak sengaja.." kata seorang perempuan yang terjatuh karena menabrakku
tadi. "oh, nggak apa-apa kok. Kamu baik-baik saja kan? Sini, biar aku
bantu" ucapku. "makasih.." kata si perempuan itu sambil menerima
uluran tanganku.
Sesaat
setelah berdiri dan kembali rapi, perempuan itu langsung saja berlalu dan mulai
mempercepat langkahnya. Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja
terjadi, mengingat-ingat kembali sosok perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi..
"hey!! Buruan! ini jamnya pak Bambang loh.." suara dari belakang
memanggilku. "oh, elu Yan, ayo.." jawabku.
Karena
Hanya Melihatmu Tersenyum Saja, Itu Sudah Cukup.
Kami
pun mulai melangkah menuju ke kelas yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang
sekolah tempatku berdiri ini. "tadi itu siapa?" tanya Iyan di
selah-selah langkah kami. "yang tadi? Siapa?" tanyaku kembali.
"yahh.. Pura-pura bego', cewek yang nabrak lo tadi itu siapa?" jelas
Iyan. "ooo.. Cewek yang tadi? Gue nggak tau juga tuh, ketemu aja baru
tadi." jawabku. "ohh.. Eh, tapi dia cantik juga, Kira-kira dia kelas
berapa yah?"."iya juga sih, tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi,
kita kenalan.." janjiku kepada Iyan. "beneran yah? Awas lo kalau kenalannya
nggak ngajak-ngajak gue" ancam Iyan. "iya deh.. Gue janji"
jawabku.
Bel
pulang telah berdering, gerbang sekolah ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang
ingin pulang..
Tapi
pandanganku tak berpaling lagi setelah ku lihat seorang wanita sedang terdiam
manis di depan gerbang. "wah, betul kata Iyan. Kau memang cantik"
batinku. Perempuan yang berdiri itu adalah perempuan yang menabrakku tadi pagi
di gerbang sekolah. Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar kenalan.. Tapi, baru
saja ku memulai langkah, ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan ternyata
orang itu adalah Iyan teman dekatku sendiri. "duh, katanya kalau mau
kenalan harus barengan, barengan apaan kalau kayak gini?" batinku.
Terpaksa keinginan untuk berkenalan dengannya harus ku tahan dulu, ini bukan
waktu yang tepat menurutku..
Sesampai
di rumah, otakku masih saja memikirkan siapa sebenarnya wanita itu, apakah anak
baru? Atau hanya aku saja yang baru melihatnya? "cewek itu, namanya..
siapa yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Di kamar
kesayangan, ku coba mengingat-ingat kembali paras wajahnya.. Sungguh, dia
memang menawan. Kulitnya yang putih, rambutnya yang lurus terurai, matanya yang
indah, apalagi jika ditambah dengan ekspresi panik seperti tadi.. Kau semakin
cantik. Ada getaran aneh jika memikirkannya. Padahal baru ketemu.. Perasaan apa
ini? Cinta? Ini tidak mungkin cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..
Hari
telah berganti lagi. seperti biasanya, ke sekolah..
Aku
adalah siswa di salah satu SMA di ibu kota, namaku Roni. Sekarang aku duduk di
bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan bicara tentang hobi, aku lebih senang
dengan hal-hal yang berbau musik.
Di
sekolah, suasana masih seperti biasanya, pak satpam yang menjaga di gerbang
sekolah, kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi setiap sudut sekolah,
dan para wali kelas yang sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada satu yang
beda.. Entah kenapa di pagi ini ada panggung kecil di tengah lapangan, dan di
sana telah banyak orang yang berkumpul. Dentingan suara mic mulai terdengar
dari speaker, dan setelah itu terdengar suara alunan gitar acoustic yang
dibarengi dengan suara yang lembut. "you know all the things i said, you
know all the things that we have down, and the things i gave to you.."
lagu ten2five yang mengalun indah, memenuhi seluruh lapangan sekolah. Terdengar
enak dan merdu di telinga. Rasa penasaran mulai menyerang pikiranku, ku perdekat
langkah ke panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi semerdu itu. Langkahku
semakin dekat, dan dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang bernyanyi di
panggung itu. "itu kan cewek yang kemarin?" tanyaku di dalam
hati.
Sungguh
dia memang wanita yang keren. selain cantik, dia bisa main musik juga, sambil
nyanyi pula. Salut! "gimana? Keren kan?" suara dari samping kanan
membuatku spontan menjawab tanpa menoleh "keren banget!". "kamu
suka?" tanya suara itu lagi, tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan
menoleh "elo Yan? Ngapain kamu nanya-nanya gitu?". "gini bro,
soalnya semua ini saran gue ke Nur, biar orang-orang tertarik masuk ekskul
musik" jelas Iyan. "ooo.. Gitu." jwabku singkat. "Nur..
Nama yang indah.." puji ku di dalam hati.
Tiba-tiba,
suara lembut dari belakang memecahkan obrolanku dengan Iyan. "Iyan,
makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan, setelah ini akan makin banyak yang
ikut ekskul nanti"."eh, Nur.. Iya, sama-sama" jawab Iyan. Sambil
menunjuk ke arahku, Nur berkata.. "ngg.. Kamu yang waktu itu kan? Yang aku
tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku terburu-buru soalnya.."."eh, iya.
Nggak papa kok". Jawabku dengan sedikit grogi. "kenalin, namaku
Nur.." kata Nur spontan sambil memberi uluran tangannya yang dibarengi
dengan senyum yang indah. "aku Roni, sudah tahu kok dari Iyan.."
responku sambil membalas uluran tangannya. "Hehe.. Kalian sahabatan yah?
Atau lebih dari sahabat?" canda Nur. Belum sempat aku menjawab, Iyan
langsung saja menerobos. "bener banget! Kita sering tidur bareng
malah"."wah, klop banget! Kalian pasangan yang fenomenal.
Hehe.." canda Nur lagi. "eh, nggak kok. Gue masih normal. Iyan aja
tuh yang sering banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di kelas. Bela ku
yang tak ingin membuat Nur menjadi ilfeel. "iya deh.. Percaya percaya..
Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang minat tuh. Daah..?" kata Nur
sambil meninggalkan kerumunan penonton. "daah.." balas kami secara
serentak."gile lu! Ngapain pake bongkar kartu segala?" kesal Iyan
kepadaku. "yang buka kartu duluan siapa? Kamu kan? Dasar lo bocah
mesum!". Ejekku kepada Iyan dan berlalu meninggalkan lapangan menuju ke
kelas.
Sungguh,
Nur memang cantik.. Dia berbeda, tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris,
supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria.. Mungkin, aku memang telah jatuh
cinta kepadanya..
Sudah
seminggu setelah hari kenalan ku dengan Nur. Dan karena kami satu angkatan,
kami selalu berbagi dan sharing tentang pelajaran sekolah kami.. Tak ku
sia-siakan kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat untuk mengenal Nur lebih
jauh, dan untuk mencari tahu apakah dia memang juga memiliki rasa terhadapku.
"Dli,
lo suka sama Nur yah?" tanya Iyan di sela-sela jam pelajaran. "suka?
Nggak lah.. Terlalu cepat untuk suka Yan, apalagi minat buat di jadiin
pacar.." Sangkalku."yang bener lo?" tanya Iyan. "yang bener
lah.." sangkal ku lagi.
Rasa
ini tak akan ku umbar kecuali jika Nur juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan
yang ku lihat saat ini Nur tidak begitu memberi sinyal-sinyal yang sangat
nyata..
Untuk
yang kesekian kalinya, aku dan Nur bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan
biasanya ngobrol dulu. Kami mulai sedikit akrab, sehingga Nur juga sudah sering
bercanda dan mulai bertanya tentang urusan pribadiku.
"eh,
Roni. Kamu kok ngomongnya cuma sama aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu
ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar kamu mana?" sungguh,
pertanyaan Nur yang satu ini membuatku semakin berharap.. "ngg.. Nggak
kok, aku biasa juga sih ngobrol sama yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung
kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit memuji. "bisa aja kamu.."
ku
mulai langkah awalku, aku akan berkonsultasi kepada Iyan dan meminta sarannya..
Baru
ku mulai mencari Iyan, tiba-tiba dia langsung saja muncul dengan ekspresi yang
sangat ceria. "Roni, gue punya kabar gembira bro.." ucap Iyan.
"ee.. Gue juga punya kali.." ucap ku juga yang ingin duluan ngomong.
"alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya adalah gue jadian sama Nur
bro.. Gue nggak nyangka banget. Trnyta PDKT dan pengorbanan ku selama ini nggak
sia-sia bro.. Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak dia di depan
teman-teman sekelasnya. Dan langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau ngomong
apa? Cepetan! Habis ini langsung gue traktir lo makan sepuasnya di
kantin." jelas Iyan yang ternyata telah jadian dengan Nur. "wah,
keren bro! selamat yah!" responku. "makasih bro.. Nah, sekarang
giliran lo yang cerita." pinta Iyan. "eh, nggak jadi bro. Jam ekskul
udah selesai. Gue ke kekelas duluan yah?". Alasanku ke Iyan. "yah,
nggak asik lo, trus traktirannya?" tanya Iyan lagi. "kapan-kapan aja
yah? Gue duluan. Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan Iyan dengan
perasaan yang sangat rapuh.
Sungguh,
ini mungkin egois. Tapi sangat sedih terasa jika mengingat kembali pengakuan
dari Iyan. Aku suka Nur, dan Iyan telah menjadi pacarnya Nur.. Apa yang harus
ku lakukan? Mengatakan perasaanku kepada Nur? Tapi Nur telah menjadi milik
orang lain..
Sesampai
di rumah, yang ku lakukan hanyalah pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah
pergi..
Seandainya
jika aku jujur terhadap Iyan tentang perasaanku yang sebenarnya kepada Nur,
mungkin nasibku tak akan semalang ini..
Kini,
hari-hari ku lebih banyak dipenuhi dengan kemesraan antara Iyan dan Nur.. Sakit
memang, tetapi aku akan tetap tegar dan bertahan..
Nur,
tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa jika bukan aku yang selalu menemani
hari-harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang selalu membuatmu tersenyum..
Aku
rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak bisa selalu berada di sampingmu..
Karena,
hanya melihatmu tersenyum saja.. Itu sudah cukup..
berbahagialah
selalu, Nur..
PROFIL
PENULIS
Muh
Hamsah, lahir di Makassar pada tanggal 14 Pebruari 1994..
“Suka
dengan ceritanya, kalau gitu share dong “
No comments:
Post a Comment