Ta`aruf Yang Mengesankan
Penulis: Asrhy Alvito
Web: www.muhhamsah.blogspot.com
Ada
seorang pemuda yang shalih, berpendidikan, dan sangat tampan. Namun, ia belum
juga menemukan tambatan hatinya. Setiap harinya, orang tuanya telah menekankan
padanya agar ia secepatnya menikah. Akan tetapi, dari sekian banyak wanita yang
ditawarkan orang tuanya, tidak satu pun yang ia terima. Akhirnya orang tuanya
berfikir bahwa anaknya telah memiliki calonnya sendiri.
Pemuda tersebut menginginkan seorang
gadis yang shalihah dan juga berilmu. Bertolak dari hal itu di suatu malam
orang tuanya mengatur rencana pertemuan antara pemuda itu dengan seorang gadis
yang sesuai dengan kriterianya tersebut. Pemuda itu bersama kedua orang tuanya
mengunjungi rumah gadis itu untuk melakukan ta`aruf.
Singkat cerita, mereka telah tiba di
rumah gadis itu. Kedua orang tua mereka saling bercengkrama satu sama lain.
Untuk lebih saling mengenal, kedua muda - mudi itu diperkenankan saling
bertanya. Dan orang tua mereka pun meninggalkan mereka di ruang tamu tersebut.
Pemuda itu pun mempersilahkan wanita tersebut untuk bertanya terlebih
dahulu.
Si gadis mulai bertanya pada pemuda
itu dengan begitu banyak pertanyaan, mulai dari hidupnya, pendidikannya,
pergaulannya, keluarganya, kebiasaannya, hobinya, ganya hidupnya,
kesenangannya, hiburannya, sampai pada pengalaman - pengalaman yang pernah ia
alami.
Pemuda tersebut menjawab semua
pertanyaan itu tanpa merasa lelah dan dengan tutur kata yang baik. Tak terasa
telah lebih waktu satu jam dihabiskan si gadis untuk menanyai pemuda itu, dan
si gadis pun tersenyum - senyum sendiri mendengar semua jawaban dari
pertanyaannya terhadap pemuda itu. Lalu si gadis berkata, " apakah kamu
punya pertanyaan yang ingin diajukan padaku ? "
Pemuda itu berkata, " Ya, saya
memiliki 3 pertanyaan untukmu.. "
Si gadis berfikir sambil kesenangan,
" wow, dia hanya ingin bertanya 3 pertanyaan padaku,..hmm... aku akan
menjawab semuanya"
Pertanyaan pertama pemuda itu adalah
,
Pertanyaan pertama, "
Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini ? "
Si gadis menjawab, " Ini adalah
pertanyaan yang mudah , ibuku.." , lalu dia pun tersenyum.
Pertanyaan kedua , ia bertanya ,
" Kamu kan tadi bilang kamu banyak membaca al qur`an, bisakah kamu
ceritakan padaku tentang makna satu surat saja dari sekian banyak surat yang
sudah kamu baca ? "
Mendengar hal ini, sontak wajah
wanita itu pun memerah, dan terlihat rona malu di parasnya. Kemudian ia
berkata, " aku gak bisa.. aku memang membaca al qur`an, tapi aku tidak
sempat mentadabburinya, karena aku selalu sibuk."
Pertanyaan ketiga, pemuda itu
berkata, " Banyak wanita yang telah mendekatiku untuk mengajakku menikah,
dan mereka jauh lebih cantik dari kamu, lantas menurut kamu apa alasan masuk
akal bagiku sehingga aku harus memilihmu sebagai pendamping hidupku ? "
Mendengar pertanyaan tersebut, tiba
- tiba saja wanita itu marah besar, lalu berlari menuju orang tuanya, dan
berkata, " Aku tidak mau menikahi pria itu ! Dia telah menghina
kecantikanku dan kecerdasanku !"
Menanggapi hal tersebut, akhirnya
orang tua pemuda itu juga ikut memarahi pemuda itu, dan berkata, " Tahukah
kamu apa yang telah kamu lakukan ? Dia adalah seorang wanita dari keluarga baik
-baik dan menurut kami dia juga telah masuk dalam kriteria wanita yang kamu
inginkan." " Memangnya hal apa yang kamu tanyakan padanya, sehingga
gadis itu bisa marah padamu ? " Tanya orang tuanya.
Pemuda itu berkata, " Pertama,
saya bertanya padanya, Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini ? Lalu ia
berkata, ibunya "
"Lantas, apa yang salah dengan
hal itu" tanya orang tuanya.
Pemuda itu berkata , Bukankah
rasulullah bersabda, " Tidak (sempurna) iman salah seorang kalian
sehingga Allah dan rasulNya lebih dia cintai daripada selainnya" ( HR.
Ahmad )
Jika gadis itu mencintai Allah dan
rasululNya lebih dari siapapun, maka dia juga akan mencintai, menghormati dan
akan tetap setia kepadaku, sebab cinta itu akan abadi jika didasarkan pada
kecintaan pada Allah dan rasulNya. Cinta itu bukan hanya sekedar nafsu
belaka.
Setelah itu saya bertanya lagi
kepadanya, " kamu kan banyak membaca al qur`an, bisakah kamu ceritakan
padaku tentang makna satu surat saja di dalam al qur`an ?
Kemudia gadis itu bilang, "
saya tidak punya waktu untuk itu ". Lantas aku berfikir, bukankah ulama
telah berkata bahwa semua orang itu hakikatnya mati, kecuali yang berilmu ?
" Sebagaimana Allah berfirman, “Dan apakah orang yang sudah mati,
kemudian Kami hidupkan dia dan Kami berikan cahaya terang kepadanya, yang
dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa
dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak
dapat keluar dari (kegelapan) tersebut? Demikianlah Kami menjadikan orang kafir
itu memandang baik apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’âm: 122)
"Dia telah hidup selama 20 tahun,
namun ia tidak dapat memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu. Apalah gunanya
bagiku menikahi seorang wanita yang tidak tahu akan hak - hak nya, tanggung
jawabnya, dan apakah yang kelak akan ia ajarkan pada anak - anakku, padahal
seorang ibu itu adalah madrasah terbaik bagi anak - anaknya ! "
Pertanyaan ketiga, saya berkata
kepadanya bahwa banyak perempuan yang lebih cantik dari dia yang telah
mendekatiku untuk mengajakku menikah, lantas mengapa aku harus memilih dia ?
Mendengar itu dia pun langsung
saja marah dan bergegas pergi meninggalkan saya.
Orang tua pemuda itu bertanya,
" kenapa kau harus menyatakan pernyataan seperti itu padanya ?
Pemuda itu berkata, " Aku
melakukan hal ini dengan sengaja, untuk menguji kesabarannya. Apakah ia dapat
mengendalikan emosinya atau tidak. Ternyata ia sama sekali tidak dapat
mengendalikan emosinya.
Bukankah telah diriwayatkan dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus
mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan
marah.”(HR. Bukhari).
Rasulullah melarang marah, karena
kemarahan itu berasal dari syaitan.
Jika seorang wanita tidak bisa
mengendalikan kemarahnnya pada seseorang yang baru ia temui, yang seharusnya ia
menampakkan sifat rahmah dan santunnya, bagaimana mungkin ia dapat mengontrol
amarahnya terhadap suaminya, yang mungkin telah ia anggap sebagai seseorang
yang telah " biasa " baginya ?
Nah, begitulah sekelumit cerita
tentang ketegasan seorang pemuda dalam mencari pasangan hidupnya. Semoga Allah
memudahkan kita mencari pasangan hidup yang dapat mengingatkan kita di kala
lalai dan menasehati kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah azza wa
jalla demi mengharap keridhaanNya.
No comments:
Post a Comment